Rabu, 29 Mei 2013

Final Exam, Come to Mama, Darl!

Hai pemirsa yang budiman.. Apa kabar? Semoga masih baik-baik saja. Iya? Kenapa? Oh, kabar saya? Kalo saya sih lagi sibuk banget ujian. Soalnya, ujian dari Blok I (fisioterapi Neuropsikatri) tulis dan prakteknya, di raple-in sama ujian Blok II (fisioterapi musculoskeletal). Belum lagi, ujian statistika, ujian farmakologi terapi, ujian praktik Blok II.. Hoaaaaaammmmm.. pokoknya bikin kepala pengen tumpah!




Anyway, udah ga sabar nih pengen libur semester. Nanti kalo libur, saya udah punya planning liburan. Bukan travelling sih, tapi lumayan ngisi waktu libur, daripada basi ga ngapa-ngapain. Rencananya, saya mau ikut les bahasa Inggris, terus baca komik dan novel sebanyak-banyaknya (judul-judulnya udah di list), hang out, dan bertamasya kecil-kecilan. Nah, rencana-rencana itu ga mungkin ga pake duit. Makanya, selain lagi sibuk belajar buat ujian, saya juga lagi sibuk kejar setoran buat liburan. Hahahahaha, lagi rajin banget siaran nih! Demi deh, demi...!

Oh iya, satu lagi. Saya lagi gencar-gencarnya bayar utang puasa tahun lalu. Udah bayar berapa ya? Lupa. Jadi mending saya ulang dari awal lagi, ga papa deh kalo puasanya lebih. Ga dosa kan?

Yah.. Begitulah kabar saya akhir-akhir ini. Doain semoga ujiannya lancar (FYI, saya dapat penguji sangar), Setorannya banyak, puasanya kelar, dan ini yang paling penting! Holiday, be quickly please!

Senin, 13 Mei 2013

Rabbit!

Minggu pagi, saya dan Sahabat XIpho lagi Great Sale (GS) di Pantai Losari, GS-nya dalam rangka cari dana untuk #1stAnnyversaryXIpho hihihihi..
Biasanya, kalo weekend pagi Pantai Losari tuh penuh dangan penjual lepas, jadi kayak semacam stand di pameran gitu. Nah, kita juga turut meramaikan.
Singkat cerita, sementara teman-teman yang lain lagi asyik dangang, saya dan Beby malah jalan-jalan, katanya mau liat-liat stand lain. dan, akhirnya kita terpaku sama penjual kelinci.
aaahhhh!! gemes banget sama kelincinya! Bapak penjualnya juga baik banget, ngebolehin kita peluk-peluk barang dagangannya, hehehe..
Kalo saya sih, murni cuma mau peluk-peluk kelinci, saya yakin Beby juga begitu. masalahnya, Beby malah jatuh cinta dengan kelinci! dia ngotot mau beli kelinci. tapi, sebagai teman yang baik, kita nasehatin Beby (dan sadarin) dia kalo dia itu anak kost, dan udah bisa diprediksiin, kalo dia ga bisa ngurus kelinci itu. Bukannya ngeremehin sih, realistis aja.
Tapi, si Beby tetap keukeh. Katanya dia pengen banget ada yang temenin dia di kost-an, sampe dia sudah nyiapin dialognya dengan kelinci! Sarap nih anak -_-
Akhirnya, Beby jadi beli kelinci...


Poor rabbit.. nasibmu bisa ditebak, Darko..


Aih, kelinci.. Jadi ingat sama kelinciku.. pernah waktu SMA, saya pelihara kelinci betina. Tapi akhirnya saya "nitip" si kelinci ke pacar adek saya karena mau konsen ke UN.


Ini waktu dia menenin saya belajar


Pose vulgar. Gadis nakal!

Satu kejadian absurd yang menimpa kelinci saya. Kisahnya diawali saat si kelinci (namanya Hamba Allah), telinganya kurapan.
Karena bingung mau berobat di mana, berhubung dokter hewan di Makassar masih jarang, jadi saya tanyakan kondisi si kelinci sama teman saya yang juga pelihara kelinci. Katanya olesin aja pake kalpanax atau canesten. Kayak manusia gitu, kan kalo mau buat obat, hewan cobanya itu kelinci, jadi oles kalpanax aja beres kok.
Sampai di rumah, saya olesin dah itu kalpanax. Tiba-tiba si kelinci menunjukkan gelagat yang mencurigakan! dia grumming (usah-usap telinga dan mukanya). Terus, pas saya pegang, dia panas! apakah ini demam?? oh, bukan, bukan. Ternyata itu reaksi penolakan kalpanax secara fisiologis.
Kampret! kayaknya saya dibego-begoin sama teman saya! Besoknya saya tanyakan kenapa kelinci saya begitu. Eh, dia cuma ketawa cengengesan. Belakangan saya baru tau kalo dia bukan majikan yang ulung, dan kelinci peliharaannya pun berakhir mengenaskan..

Krik.. Krik.. Krik..
Maafkan aku Hamba Allah!
Sekian dan terima kasih! Wassalam!

Minggu, 12 Mei 2013

Tas Kesayangan dan Segenggam Rindu

Saat ini saya sedang menjahit tas kesayangan saya. Tas yang menemani saya sejak saya masih SMA. Tas yang masih tangguh walaupun mulai mengalami penuaan layaknya seorang manusia. Dan saya benar-benar menyukai tas ini.

Menjahit tas ini membuat saya teringat tentang kenangan sewaktu SMP. Saya juga sangat menyukai tas saya sewaktu itu. Bahkan sekalipun sudah ada robek di bibir jahitan resletingnya. Ah, anggap saja itu adalah senyuman tas yang merekah. Senyuman untukku yang selalu mempercayainya menggendong torehan ilmuku.

Suatu hari, sepulang sekolah saya tidak langsung pulang ke rumah. Saya singgah dulu ke rumah nenek. Saya sangat rindu nenek dan kakek. Tidak usah ditebak, pastinya rindu ini akan disambut dengan cinta yang lebih besar. Entah dalam secangkir teh, pelukan dan ciuman iseng, ataupun sodoran gagang telfon untuk melefon mama, biar tidak khawatir, katanya.

Hey, percayakah kalian tentang cinta yang besar itu bisa didapatkan dari hal yang paling sederhana sekalipun?
Saya percaya. Hari itu, nenek melihat senyuman dari bibir resleting tasku. Ia pun mengeluarkan kotak peralatan hajitnya. Dan beberapa menit kemudian, senyuman tasku sudah tertutup, bergantikan senyuman nenek dan senyumanku.

Saya ingin bertemu nenek. Bukan karena tas yang sekarang saya pakai robek, saya bisa menjahitnya sendiri. Saya rindu nenek. Nenek yang pasti akan menyambut rasa rindu ini dengan cinta yang lebih besar.
Saya rindu nenek. Saya tau itu. Namun saya bukan lagi anak SMP dengan tas yang sama. Dan tentunya, jam pulang sekolah yang sama.

Nek, hari sudah malam. Mungkin nenek sudah tidur.
Tapi, bolehkah saya menelfonmu sekarang?

Comic on Me

Ini komik pertama saya yang berwarna. Sebelumnya, saya sudah pernah buat komik (yang tidak berwarna, pastinya) untuk HIMAFISIO. Sejauh ini, memang saya hanya membuat komik untuk teman-teman dekat saya dan himpunan.

Haah.. akhirnya jadi juga.. soalnya saya tidak terbiasa membuat komik berwarna, biasanya yang standar, hitam putih doang. Tapi menurut saya kali ini gapapa susah-susah mewarnai, inikan untuk buletin tahunannya himpunan. Sekali setahun ga masalahlah..
Anyway, gimana pendapat reader? mungkin perwarnaannya emang kasar sih, tapi saya tetap bangga kok! hehehe.. semoga komik ini bisa nongkrong satu halaman di buletin tahunan! eh, setengah halaman juga gapapa kok, yang penting eksis gitu, hihihi :3



Kamis, 02 Mei 2013

Kisah Seorang Gadis Kecil



Sempat terhenyak dengan kisahnya. Seorang gadis kecil yang tidak bermodalkan apa-apa. Mungkin dia buta, mungkin dia terlalu jujur. Menganggap hal di dunia akan selalu baik-baik saja.

Dia menghadapi dunia barunya dengan sahabatnya. Berbagi cerita, pulang bersama, dan menertawakan kesialan mereka.

Gadis itu sangat percaya akan idealisme yang dia bangun bersama sahabatnya. Bahwa uang, tidak bisa membeli keakraban. Bahwa keakraban tidak semestinya menjadi korban kebutuhan modus tersembunyi.

Namun sayang sekali, akhirnya dia sadar idealisme itu hanya sebatas pembicaraan sepulang sekolah.

Gadis itu kehilangan intensitas waktu untuk berbagi cerita, pulang bersama, dan menertawakan kesialan dengan sahabatnya.
Saya menilai kehilangan itu bisa jadi karena ia sibuk, sementara itu sahabatnya mencari kesenangan bersama orang yang pernah melecehkan mereka dengan harta dan kasta.

Dia pun kecewa. Menangisi fatamorgana yang ia bangun sendiri. Dia terlalu tinggi menilai sahabatnya.

Dan dia mulai menarik diri. Modal idealisme saja tidak cukup.

Saya turut bersedih atas kisahnya. Atas mimpi-mimpi yang dia percaya dari mata cokelat sahabatnya.

Saya kembali terhenyak. Sebuah pertanyaan klise memenuhi relung otak saya. Membuat saya sedikit gelisah.
"Mengapa uang begitu berkuasa?"