Senin, 29 Juli 2013

Rasa

Hey, kamu. Tolong jadi sandaran kegelisahanku. Saya ingin menceritakannya.

Mungkin saya orang yang plin-plan. Ah, bukan mungkin, tapi pasti.
Terkadang, harga diri saya terlalu tinggi untuk membiarkan lelaki menguasai hati saya. Bahkan teman saya menasehati, jangan menutup diri.

Tapi dilain kasus, terkadang juga saya melupakan tingginya harga diri saya. Saya menunggu, menunggu, menunggu. Menunggu seperti orang bodoh. Merasa begitu bahagia meski 'dia' hanya mengirimkan text "tes contact", atau pesan-pesan broadcast. Pernah beberapa kali, 'dia' meladeni chat saya. Haah, membuat saya menciptakan bunga-bunga ilusi. Lebih konyolnya lagi, saya sampai merangkai kata-kata puitis. Harga diri yang tinggi? Huh, jangan ditanyakan ke mana perginya.

Bukankah itu tidak adil? mengabaikan lelaki lain, meninggikan harga diri, sedangkan 'dia' tidak diperlakukan sama, adilkah?

Entahlah..

Dasar plin-plan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar